Taliwang, – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) yang berada di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), menggandeng lembaga Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI), atau program kemitraan pemerintah Australia dan Indonesia untuk melaksanakan workshop guru Belajar, Aspiratif, Inklusif dan Kontekstual (BAIK) dan Asesmen formatif.
Kegiatan yang dipusatkan di hotel Andi Graha itu merupakan lanjutan dari kegiatan pelatihan skill out (keterampilan) dalam rangka meningkatkan kompetensi guru BAIK, namun peserta bukan lagi mendengarkan materi, tetapi mempraktekan cara mengajar yang efektif dengan menggunakan media pembelajaran. Hadir dalam kegiatan itu, Kepala Dikpora KSB, Drs Tajuddin, Msi, senior subnational implementation adviser INOVASI Jakarta, Basilius Bengoteku dan manager provinsi INOVASI, Edy Haryanto.
Lutpiah Ruswati, MPd selaku kasi kurikulum yang menjadi panitia pelaksana dalam laporannya menyampaikan, sebelum kegiatan workshop berlangsung, tim Dikpora bersama Fasilitator Daerah (Fasda) telah melakukan pemantauan secara langsung aktifitas mengajar guru pasca mengikuti pelatihan skill out guru BAIK. “Dalam dua hari ini akan lebih fokus pada Formative Assessment atau praktek mengajar dengan menggunakan media pembelajaran dari masing-masing guru peserta,” ucapnya.
Dikesempatan itu Lutpiah juga membeberkan, jika dalam pelaksanaan pelatihan Skill out dan workshop guru BAIK dan FA, tidak melibatkan guru dari wilayah kecamatan Seteluk dan Poto Tano. Kebijakan itu untuk memberikan kesempatan kepada para guru lebih konsentrasi disekolah bersama anak didik, mengingat sebagian besar wilayah tersebut terdampak gempa bumi. “Dalam rancangannya dilibatkan seluruh kecamatan, namun bencana gempa yang membuat kami merubah kebijakan tersebut,” akunya.
Tajuddin sapaan akrab kadis Dikpora pada kesempatan itu mengakui, jika dirinya sudah mendapat laporan tentang adanya inovasi pembelajaran yang telah dilaksanakan guru selaku peserta pelatihan, sehingga berharap dapat berbanding lurus dengan prestasi dan mutu pendidikan. “Sampai hari ini kami tetap memberikan apresiasi kepada semua Fasda dan guru yang terlibat, karena terlibat aktif dalam memikirkan pengembangan dunia pendidikan, tetapi tetap ditunggu hasil akhirnya,” katanya mengawali sambutannya.
Tajuddin sempat menyinggung tentang keseriusan pemerintah KSB untuk sektor pendidikan, dimana Standar Pelayanan Miniman Pendidikan Dasar (SPM-Dikdas) sudah dimaksimalkan, bahkan persentasenya hampir 100 persen. Hal itu membuktikan tentang keseriusan pimpinan daerah untuk meningkatkan mutu pendidikan, tetapi semua itu tidak bisa dicapai kalau guru tidak terlibat aktif. “Saya harus mengakui juga bahwa masih ada guru yang memiliki kemampuan dan kemauan minim, sehingga tidak bisa menjadi penggerak pengembangan mutu pendidikan,” timpalnya.
Sedangkan Basilius Bengoteku selaku senior subnational implementation adviser INOVASI Jakarta dalam sambutannya mengakui terkesima dengan berbagai inovasi yang diperagakan para guru dalam mengajar, sehingga dirinya berharap semua temuan dalam inovasi pembelajaran itu dapat dibagikan kepada guru lainnya. “Cara pengajaran yang baik dengan menggunakan alat peraga harus juga dilaksanakan guru lain, sehingga kemampuan tangkap siswa bisa merata,” harapnya. **