Taliwang, – Kerusakan fasilitas umum dan rumah warga di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) saat gempa beberapa waktu lalu, menjadi dasar bagi Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Permukiman (DPUPRPP) untuk mengecek kondisi jaringan irigasi pengairan.
Langkah cepat yang dilakukan DPUPRPP KSB melalui bidang Sumber Daya Air (SDA) itu, sebagai upaya mengantisipasi adanya persoalan kebutuhan air saat petani mulai menanam, termasuk dalam mengantisipasi musim penghujan. “Kami sudah melakukan pengecekan sebagian besar jalur irigasi, termasuk bendungan dan dam atau bendungan,” tegas Ahmad Syafwan, ST, MM selaku kabid SDA pada DPUPRPP KSB.
Dari pengecekan yang langsung dipimpinnya diakui Syafwan sapaan akrabnya, telah ditemukan beberapa kerusakan terhadap jaringan irigasi, tetapi kerusakan itu belum mengkhawatirkan atau masuk dalam kategori rusak ringan. “Saya bisa memastikan bahwa kondisi jaringan irigasi aman pasca gempa beberapa waktu lalu, bahkan bendungan yang dicek juga tidak menemukan adanya kerusakan berarti,” lanjutnya.
Mengingat kerusakannya sangat ringan, maka pihaknya akan menyampaikan hasil itu pada Persatuan Petani Pengguna Air (P3A), termasuk untuk mengajak secara bersama-sama melakukan perbaikan, “Kita berencana mengajak P3A bersama petani untuk melaksanakan gotong royong perbaikan, karena kerusakannya belum mengkhawatirkan atau cukup dengan kontribusi masing-masing petani,” tuturnya.
Sementara untuk embung Lamunga yang ditemukan ada keretakan pada bagian sayap, Syafwan memastikan dalam waktu dekat sudah dilakukan perbaikan. “Pokoknya yang ditemukan rusak akan langsung ditangani, tetapi untuk yang rusak ringan atau belum mengkhawatirkan, diharapkan bisa ditangani secara bersama-sama (gotong royong) antara petani, P3A dan DPUPRPP,” tandasnya.
Untuk memastikan bahwa semua jaringan irigasi dalam kondisi aman untuk dipergunakan, dirinya meminta kepada semua petani agar membantu melakukan pengecekan juga, karena bisa jadi ada jaringan irigasi yang terlihat rusak atau luput dari pemantauan tim DPUPRPP. “Kami sudah menyampaikan harapan kepada petani, agar memberikan laporan secara langsung, jika menemukan ada jaringan irigasi yang terlihat rusak dan tidak bisa difungsikan, supaya bisa dilakukan penanganan cepat sebelum masuk musim tanam Oktober-Maret (Okmar),” pintanya, sambil mengatakan untuk sekarang ini belum ada laporan.
Saat itu Syafwal juga menyampaikan hal yang fenomenal, dimana bendungan Kalimantong I yang berada di kecamatan Brang Ene saat ini mengalami pelimpahan air sejak terjadi gempa, bahkan dinding bendungan tidak bisa menahan debit air. “Sekarang ini belum masuk musim penghujan, tetapi debit air di Kalimantong I justru meluap. Hal itu harusnya bisa dimanfaatkan oleh petani untuk mengaliri lokasi tanam masing-masing,” ucapnya lagi.
Diakhir keterangannya, Syafwan juga menyampaikan tentang rencana menggelar pertemuan dengan P3A, terutama untuk membahas tentang penggunaan air saat masuk musim tanam, karena persoalan air selalu menjadi biang konflik ditengah masyarakat petani, termasuk masih adanya petani yang menggunakan aliran air tanpa prosedur, sehingga merugikan petani lain yang juga membutuhkan air. **/Adv