Taliwang, – Kapolda Nusa Tenggara Barat (NTB), Brigjen Pol Drs M Firli Msi, didampingi Bupati Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), Dr Ir H W Musyafirin MM, termasuk Wabup KSB, Fud Syaifuddin ST, pada Sabtu 14/10 kemarin, menggelar dzikir bersama dan tausiyah kebangsaan, yang dirangkaian dengan berbagi pada anak yatim piatu.
H Pirin sapaan akrab Bupati KSB dalam sambutannya menegaskan, berbagi dengan yatim piatu dan tausiah bersama Kapolda NTB, tokoh agama, tokoh pemuda dan tokoh adat KSB mengingatkan, agar Prestasi sebagai kabupaten yang zero horizontal konflict harus bisa dipertahankan.
Dikesempatan itu juga disampaikan, jika kedatangan Kapolda NTB merupakan kunjungan resmi keduanya di Bumi Pariri Lema Bariri ini, sehingga diminta untuk dapat memberikan arahan kepada seluruh jajaran Pemerintah KSB dan rakyat, sehingga semangat mempertahankan tanpa konflik itu bisa dipertahankan, termasuk membeberkan langkah yang dapat dilakukan dalam upaya menjaga kondusifitas, termasuk menekan agar menangkal gerakan radikal dan terorisme, menanamkan empat pilar kehidupan berkebangsaan yakni, Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI.
Sementara Kapolda NTB, Brigjen Pol Drs M Firli, MSi dalam tausiah kebangsaan menyampaikan sejarah kekuatan dua orang Pemuda yang cerdas mempersatuan bangsa Indonesia, yakni Ir. Soekarno dan M. Hatta. Keduanya mampu menyatukan 17 ribu pulau dan 1.340 suku yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dari selatan sampai utara.
Kapolda menyampaikan sejarah perjalanan terbentuknya lima dasar negara atau Pancasila. Negara ini pun disebut berdiri bukan karena usaha satu golongan, satu agama tetapi seluruh individu, organisasi kemasyarakatan, organisasi agama, organisasi politik dan elemen lainnya. Untuk menjaga Indonesia, masyarakat pun harus menjaga persatuan dan kesatuan. Tidak membuat konflik, menggunakan teknologi informasi dengan bijak dengan tidak membuat provokasi, ujaran kebencian dan kegiatan negatif lainnya.
Kapolda juga kagum dengan tradisi baik yang dibangun Bupati, yakni rembuk bersama pemerintah daerah dengan masyarakat (Forum Yasinan Pemda KSB, Red) yang dilaksanakan malam Jum’at. Tradisi ini ada di dua kabupaten yakni KSB dan Kabupaten Bojonegoro Provinsi Jawa Timur. Wadah ini sangat baik untuk mendengarkan aspirasi dan keluhan masyarakat dan mencari solusinya. “Saya juga menitipkan harapan kepada Bupati untuk menyiapkan generasi KSB, kelola dengan baik pariwisata yang bisa di jual karena NTB adalah gerbang pariwisata nasional,” imbuhnya.
Diungkapkan Kapolda, sejak dahulu hingga Tahun 2016, Provinsi NTB berpredikat sebagai daerah konflik. Namun tahun 2017 ini, predikat itu telah dilepas. Upaya yang dilakukan dirinya menghapus predikat daerah konflik bagi Provinsi NTB yakni dengan selalu dekat bersama masyarakat. Jika ada warga yang terkena musibah maka Bhabinkamtibmas harus mengunjungi. Pada musim kemarau, Polres memetakan daerah yang kesulitan air bersih. Memberikan bantuan kepada orang yang susah. Upaya terakhir adalah penegakan hukum. ‘’Alhamdulillah tahun 2017 ini NTB sudah tidak lagi menjadi daerah konflik. Mari kita wujudkan cinta kasih antara kita. Bukan kerja Kapolda bukan Kapolres tetapi kerja masyarakat,” akunya. **/Hms