Taliwang, – Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Sumbawa Barat (DKP KSB) kembali mendorong semua Pemerintah Desa (Pemdes), terutama Desa yang mendapatkan program Desa Ketahanan Pangan untuk membangun outlet desa atau tempat penjualan hasil produksi pertanian dari warga sekitar selaku pelaksana program Desa model.
Ir HM Alimin selaku kepala DKP KSB yang ditemui dalam ruang kerjanya mengakui, jika dirinya telah meminta kepada semua kepala desa (Kades) pelaksana program Desa Model, agar menyiapkan anggaran untuk pembangunan outlet desa. “Saya sudah kembali menyampaikan harapan agar Pemdes bisa menyiapkan anggaran untuk pembangunan outlet desa,” lanjutnya.
Diingatkan HM Alimin, warga masyarakat yang berada pada 8 desa pelaksana desa model ketahanan pangan telah melakukan penanaman terhadap bibit yang dibagi pada akhir tahun 2018 lalu, bahkan dari beberapa jenis tanaman itu sudah bisa dipanen, tetapi sekarang ini hanya bisa untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau panen terbatas, lantaran belum ada lokasi tempat menjualnya. “Belum bisa dijual ke pasar apa yang dipanen itu,” tuturnya.
Masih keterangan HM Alimin, jika desa bisa membangun outlet ditahun 2019 ini, maka semua hasil panen warga selaku pelaksana program desa model bisa dijual dilokasi tersebut, sehingga warga lain yang membutuhkan tanahan sayuran tidak harus ke pasar yang memakan waktu dan biaya. “Warga bisa membeli sayur segar yang disiapkan oleh pemdes melalui outletnya,” katanya.
Keberadaan outlet desa itu sendiri bukan hanya memberikan pelayanan lebih kepada warga, tetapi juga bisa memberikan penghasilan kepada warga dan terpenting, pemdes selaku pemilik outlet akan mendapatkan tambahan pendapatan yang resmi. “Outlet tidak perlu dibangun terlalu luas, jadi cukup dengan bangunan kecil ditambah fasilitas berupa alat pendingin untuk menjaga kesegaran sayuran hasil panen warga yang dijual tersebut,” ucapnya.
Disampaikan juga bahwa DKP KSB saat ini sudah mulai membangun komunikasi dan koordinasi dengan pihak pasar, agar dapat menjadi pembeli terhadap hasil panen warga pelaksana program Desa model. Langkah itu dilakukan untuk memastikan bahwa semua hasil produksi tanaman itu tetap laku terjual. “Kalau pembeli tidak perlu ditakutkan, mengingat kebutuhan warga KSB masih cukup tinggi dan masih bergantung terhadap hasil produksi tanaman dari petani luar daerah,” bebernya.
Terakhir disampaikan bahwa hasil panen warga itu sendiri akan mengurangi ketergantungan terhadap kebutuhan sayur mayur. Data yang dimiliki DKP KSB, setiap hari ada pengiriman sayur-mayur dari luar daerah hingga mencapai 5 truk setiap hari. **