Taliwang, – Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara 1 (BWS NT-1) rupanya bertanggung jawab atas kerusakan pipa induk jalur distribusi air menuju Instalasi Pengolahan Air (IPA) dan intake milik Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) yang berada di Tiu Poso, Desa Bangkat Monteh.
Pernyataan tanggung jawab dan siap memperbaiki segala kerusakan pipa milik PDAM Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), teah disampaikan pihak BWS NT-1 dalam pertemuan yang difasilitasi Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Permukiman (DPUPRPP). “Dalam pertemuan yang difasilitasi DPUPRPP, pihak BWS NT-1 selaku pemilik proyek pembangunan bendungan Bintang Bano akan bertanggung jawab penuh,” kata Bambang ST, selaku direktur utama PDAM KSB.
Selain meminta pertanggung jawab anatas segala kerusakan, Bambang juga mengaku bahwa dirinya sudah meminta agar aktifitas pengambilan material tidak dilokasi pemasangan pipa PDAM KSB. Hal itu sebagai upaya adanya kerusakan kembali. “Sebenarnya kami sudah memberikan peringatan keras agar tidak mengambil material dilokasi pemasangan pipa, namun pihak rekanan pelaksana tidak mengindahkannya,” sesalnya.
Terkait dengan upaya perbaikan atas kerusakan pipa tersebut, Bambang belum bisa memberikan kepastian jadwalnya, mengingat kondisi cuaca dilokasi yang tidak menentu, termasuk debit air sungai Brang Rea yag menjadi jalur pemasangan pipa induk tersebut masih cukup tinggi. “Kami harus menunggu berkurangnya debit air dan kondisi cuaca lebih baik, sehingga para pekerja bisa melakukan pemasangan kembali pipa yang patah tersebut,” tuturnya.
Selain itu juga bahwa pipa yang dibutuhkan itu sekarang ini masih dalam proses pengiriman oleh pihak distributor, jadi penentuan jadwal perbaikan harus menunggu semua material itu berada pada titik lokasi. “Setelah semua material itu siap dilokasi baru kami menentukan jadwal perbaikannya,” katanya.
Meskipun belum dilakukan perbaikan, distribusi air kepada para pelanggan tetap berjalan normal meskipun volume tidak seperti biasanya, lantaran pasokan air menuju IPA berkurang. “Pipa induk yang rusak itu merupakan pipa penyedot air menuju IPA, sehingga debit air yang masuk dalam IPA untuk diolah sebagai air bersih berkurang, sehingga distribusi air kepada konsumen tidak maksimal,” urainya.
Seperti pengakui sebelumnya, pipa yang rusak itu berbahan baja yang ditanam pada kedalaman dua meter dan terdapat kebocoran dua titik pada tiga batang sepanjang 18 meter dan ada pipa terlihat remuk. “Selain mengalami kerusakan yang cukup parah, pipa itu sendiri sekarang terlihat mengapung didalam air atau disekitar lokasi pengambilan bahan galian C kontraktor pelaksana proyek pembangunan bendungan Bintang Bano,” bebernya.**