Taliwang, – Eko Supriyanto selaku perwakilan Institute Senin Indonesia (ISI) Surakrata yang akan menjadi sutradara pada rangkaian kegiatan Festival Taliwang mengaku, jika konsep pagelaran dalam lumpur akan bernilai budaya dan unik, karena pemanfaatan lumpur terkoneksi dengan budaya lokal Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), yaitu Barapan Kebo.
“Kalau kita menggunakan lumpur sebagai arena tarian atau kegiatan budaya mungkin tidak bernilai budaya dan unik, tetapi kalau kita memanfaatkan arena karaban kebo sebagai lokasi pagelaran akan berbeda pandangan seninya, jadi harus ada kesamaan persepsi antara pelaku budaya dari ISI Surakarta yang dipercaya sekarang ini dengan pelaku budaya lokal,” kata Eo PC sapaan akrabnya.
Masih pengakuan Eko saat acara workshop pelatihan tari yang dipusatkan di Central, untuk bisa tembus sebagai salah satu dari 100 destinasi wisata nasional, atraksi budaya lokal harus lebih ditonjolkan, jadi yang berbeda nanti adalah penggunaan lokasi, dimana akan memanfaatkan lumpur yang merupakan arena karapan kebo. “Kami butuh dukungan dari para pelaku budaya lokal dalam menggali potensi budaya, sehingga bisa dikemas bersama menjadi destinasi budaya dan dapat ditetapkan dalam 100 destinasi nasional nantinya,” lanjut Eko PC yang juga menjadi tim penilai kandidat 100 destinasi nasional tersebut.
Pada kesempatan itu Eko PC mengaku bahwa pihaknya sudah memiliki konsep awal dalam pemanfaatan lumpur, dimana akan ada atraksi tarian dengan melibatkan ratusan orang, lalu ada kegiatan budaya lokal lain yang juga tersaji dalam arena karapan kebo, bahkan akan menggunakan kerbau balapan tersebut. “Budaya Karapan Kebo diketahui sebagai kebudayaan tertua untuk saat ini, jadi kalau dikemas menarik akan menjadi destinasi yang dapat menyerap wisatawan untuk mengunjungi KSB,” tuturnya.
Jika penataan yang akan dilakukan nanti bisa mempertahankan nilai budaya dan ada nilau keunikannya, maka diyakini akan menjadi salah satu destinasi nasional, namun upaya itu akan terealisasi jika semua pelaku budaya di KSB ikut andil dalam mendukungnya. “Saya sendiri sedang usahakan Menteri Pariwisata ikut menyaksikan langsung,” katanya.
Sementara Ir IGB Sumbawanto, Msi selaku kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata KSB menyampaikan, untuk mencapai target dimaksud, maka pemerintah KSB akan maksimal melakukan semua rangkaian kegiatan dibawah koordinasi ISI Surakarta, lantaran ISI Surakarta memiliki instruktur dan koreo terbaik di Indonesia untuk sekarang ini. “ISI Surakarta akan mengemas kegiatan Budaya KSB sudah masuk dalam kriteria even tingkat nasional. Jika terwujud, maka pada kegiatannya akan dibiaya oleh pemerintah pusat,” lanjutnya.
Disampaikan juga oleh Sumbawanto, pemerintah KSB memang sengaja melibatkan ISI Surakarta untuk mensukseskan festival taliwang yang dirangkai dengan Hari Lahir (Harla) KSB, lantaran ingin merealisasikan target, bahwa Festival Taliwang akan menjadi salah satu even nasional yang akan ditetapkan oleh Kementerian Pariwisata. “Jika Festival Taliwang masuk dalam 100 destinasi nasional, maka kegiatan ditahun mendatang akan mendapatkan dukungan anggaran dari Kementerian,” bebernya. **