Taliwang, – Dinas Kesehatan memastikan bahwa stok obat di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) sampai memasuki triwulan ke 4 masih ada. “Stok obat kategori fast moving masih aman, apalagi obat kategori low moving bisa dipastikan sampai akhir tahun masih tersedia,” katanya Akmal Gauhar, S.Far, Apt selaku Kasi Farmasi, Alkes dan PKRT pada Dikes KSB.
Masih keterangan Akmal sapaan akrabnya, penjagaan stok obat itu sendiri harus dilakukan, sehingga tidak mengganggu pemberian layanan kesehatan nantinya, karena memang perhitungan untuk pengadaan obat harus sesuai kebutuhan KSB dalam satu tahun. “Kalau untuk tahun ini ketersediaan anggaran sangat cukup, sementara untuk tahun mendatang terjadi penurunan nilai anggaran,” tuturnya.
Terkait dengan penurunan anggaran untuk pengadaan obat tahun 2020, tidak mengindikasikan adanya penuranan stok atau pembatasan anggaran, namun memang kebutuhan obat tingkat dasar KSB masih aman karena stok obat tahun ini diperkirakan masih stabil. “Perhitungan anggaran 2020 untuk pengadaan obat ini dengan menghitung pemakaian rata-rata pada tahun 2018 dan sisa stok tahun 2019 dan muncullah usulan angaran untuk tahun 2020. Diketahui usulan anggaran untuk tahun 2020 sejumlah Rp. 1,5 miliar, jumlah ini sama dengan jumlah pengadaan tahun ini artinya walaupun belum disetujui oleh pusat karena menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK), namun jumlah ini dipastikan akan menurun karena masih ada stok obat yang ada di 2019,” lanjutnya.
Akmal menjelaskan untuk pengadaan Obat sendiri berbasis online melalui E-Katalog. Dalam E-katalog tersedia perencanaan hingga distribusi pada unit layanan, hanya saja dalam E-katalog obatnya sudah ditentukan dan bisa diakses secara online. E-katalog dirancang dengan sistem pasar tunggal. Satu jenis obat hanya disediakan oleh satu penyedia. Sehingga tak heran permintaan di seluruh wilayah Indonesai tidak terpenuhi.
Akmal menilai meskipun stok yang disediakan E-katalog berdasarakan perencanaan daerah, namun dalam pengadaan obat tidak seperti komoditas lain. Ketersediaan stok obat sangat dipengaruhi kebutuhan pasien. Dengan sistem seperti ini dituntut untuk cepat dan harus memiliki stategi untuk menjaga ketersediaan stok obat KSB. “Solusi yang kita lakukan untuk menjaga ketersediaan stok obat dengan APBD Perubahan. Dalam perencanaannyapun harus matang tidak boleh kurang juga tidak boleh terlalu banyak lebihnya Karena kebanyakan obat yang beredar sekarang kebijakan baru dari BPOM masa kadalwarsanya hanya sampai 2 tahun dan harus dihabiskan sebelum itu, namun dipastikan stok kita untuk kategori obat tingkat dasar aman tahun ini,” tegasnya. **