Taliwang, – Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) selaku penanggung jawab pelaksanaan Festival Taliwang memastikan, jika semua etnis yang berada di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) akan dilibatkan dalam mensukseskan Festival Taliwang, bahkan disiapkan agenda khusus penampilan kebudayaan masing-masing.
“Semangat besar pelaksanaan Festival Taliwang yang dirangkai dengan Hari Lahir (Harla) KSB bukan hanya memamerkan budaya lokal, tetapi juga sebagai momentum membangun kebersamaan antar masyarakat tanpa melihat suku, ras dan etnis,” tegas Sajadah S.Sos, Msi selaku kabid kebudayaan pada Dinas Budpar.
Dibeberkan Ajat sapaan akrabnya, keterlibatan etnis dalam rancangan kegiatan Festival Taliwang berada pada agenda pawai budaya, dimana semua etnis akan diberikan kesempatan untuk menggunakan pakaian adat masing-masing, termasuk parade budaya yang akan dilaksanakan pada waktu berbeda dengan pawai budaya. “Ada beberapa kegiatan yang melibatkan etnis, jadi bisa dipastikan semua budaya diluar budaya Samawa juga akan ditampilkan, sebagai bukti bahwa di Bumi Pariri Lema Bariri ada beberapa suku yang rukun dan menjadi bagian masyarakat KSB,” lanjutnya.
Masih keterangan Ajat, agenda lain yang akan melibatkan etnis adalah parade budaya, dimana pihak panitia akan mengundang semua kabupaten/kota untuk hadir dan beratraksi seni dihadapan undangan. “Kami rencanakan pada 17 November ada parade budaya dari kabupaten/kota di Nusa Tenggara Barat (NTB), dan bisa juga etnis yang ada di KSB tampil dalam agenda tersebut,” tuturnya.
Kesempatan tampil etnis juga disiapkan pada puncak Festival Taliwang, dimana semua etnis yang ada akan dilibatkan sebagai pengiring pataka KSB. “Kami memang belum bisa memastikan bahwa etnis akan dilibatkan, lantaran lokasi puncak perayaan dalam areal lumpur, jadi butuh kepastian dari etnis soal kesiapan masuk dalam lintasan lumpur,” ungkapnya.
Terakhir Ajat juga mengaku bahwa pihaknya sedang merancang jadwal pementasan seni dari semua etnis, dimana dalam agenda ada lomba berbagai budaya KSB, jadi kesempatan itu juga dimanfaatkan sebagai momentum pagelaran seni dari berbagai etnis. Selain itu, direncanakan juga ada agenda kuliner nusantara, dimana semua etnis akan diberikan kesempatan untuk menjual makan khas daerah masing-masing. “Ada beberapa agenda yang melibatkan etnis, namun masih dalam perencanaan yang membutuhkan kesepakatan semua pihak,” tuturnya.
Terkait dengan semua rencana yang melibatkan etnis, Ajat mengaku bahwa pihaknya akan melaksanakan rapat tekhnis dengan mengundang semua pihak, termasuk perwakilan suku itu sendiri, sehingga bisa memberikan kepastian dapat terlibat aktif. “Direncanakan pada 14 Oktober mendatang akan ada rapat tekhnis untuk membahas semua agenda yang berkaitan dengan etnis,” janjinya. *