Taliwang, – Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) rupanya mengalami kelebihan bibit ikan budidaya tambak, lantaran Balai Benih Ikan (BBI) Sepakat tidak berhenti berproduksi meskipun kemarau panjang, sementara tambak milik masyarakat justru tidak beroperasi.
“Bibit yang diproduksi BBI Sepakat untuk memenuhi kebutuhan tambak masyarakat, namun selama musim kemarau ini, hampir semua tambak tidak beroperasi sementara BBI sepakat tetap berproduksi. Hal itu yang membuat terjadinya over kapasitas bibit pada areal tambak,” aku Ir H Mansyur Sofyan, MM selaku kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (Diskanlut).
Dikesempatan itu H Mansyur mengakui bahwa tambak masyarakat selaku konsumen berhenti beroperasi saat kemarau panjang, namun pihaknya tidak bisa ikut berhenti berproduksi, karena masih ada tambak yang bertahap meskipun dalam kondisi kesulitan air. “Memang terjadi kelebihan bibit, sehingga yang sudah besar terpaksa dijual untuk konsumsi, sebab over kapasistas dalam areal tambak dapat berakibat kematian bagi bibit itu sendiri.
Masih keterangan H Mansyur, hasil penjualan itu sendiri sebagai penambah terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD), karena BBI Sepakat bukan sekedar penyedia bibit untuk dibagikan secara gratis kepada masyarakat, tetapi juga menjadi penyumbang PAD. “Kita juga ada target PAD setiap tahunnya, untuk itu kepada masyarakat yang mau membudidayakan ikan, bisa membeli benihnya di BBI dengan harga perbup, sesuai ukuran mulai dari Rp.100/ekor,” ungkapnya.
Diakui juga bahwa selama musim kemarau tetap ada permintaan dari masyarakat, namun pihak Dislutkan tidak bisa merealisasikan dengan melihat kondisi lapangan, dimana sebelum memberikan bantuan wajib dilakukan pengecekan tambak. “Untuk pemberian bantuan harus diawali dengan pengecekan tambak. Jika dianggap tidak siap maka permohonan pasti ditolak atau tidak direalisasikan,” lanjutnya.
Sebagai catatan penting yang perlu diketahui bersama, BBI setiap tahun terus meningkatkan produksi. Tahun ini target produksi 350.000 ekor dan seharusnya habis terbagikan, namun kondisi yang terjadi membuat bibit dalam kondisi masih banyak, apalagi setiap 20 hari ada pemijihan terhadap indukan dan tahun ini juga ada pengadaan Induk yang secara otomatis memiliki produktifitas yang lebih tinggi. Pengadaan induk ini dilakukan setiap 2 tahun sekali untuk menjaga produksi tetap maksimal.
Terakhir disampaikan bahwa dimusim kemarau tetap ada pendistribusi terhadap bibit, dimana masih pada rata-rata 10.000/bulan. Distribusi yang paling kecil tahun pada bulan Juli hanya 2.500 eor, kemudian bulan Oktober hanya 6. 500 ekor dan untuk Bulan November sudah 18.000 ekor. **