Taliwang, – Salah satu kegiatan yang akan dilaksanakan pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), dalam rangka memeriahkan Hari Lahir (Harla) ke-14 adalah pawai budaya. Acara itu sendiri direncanakan pada Kamis 9/11 mendatang, sesuai dengan surat bernomor 05/45/Budpar/X/2017 tentang undangan partisipasi pelaksanaan pawai budaya.
Agar kegiatan pawai budaya lebih semarak, pemerintah KSB akan melibatkan sejumlah etnis, agar ambil bagian dari kegiatan tersebut, bahkan pawai itu sendiri dilombakan. “Pawai budaya yang akan dilaksanakan itu dilombakan, jadi peserta harus memenuhi beberapa kriteria yang ditetapkan pihak panitia,” kata Agus Irawan Syahmi, selaku budaya KSB yang terlibat sebagai panitia.
AIS sapaan akrabnya juga menyampaikan tentang ketentuan untuk menjadi peserta adalah, jumlah barisan atau orang yang dilibatkan minimal 50 orang dengan memakai baju ada Samawa. khusus peserta laki-laki memakai kre alang dan sapu tobo’, sedangkan peserta perempuan memakai baju adat lengkap dengan cippo’. “Meskipun peserta dari etnis lain, ketentuan tentang penggunaan pakaian tetap berlaku,” tegasnya.
Masih penjelasan AIS, kegiatan pawai budaya yang akan dilaksanakan itu sendiri berbeda dengan agenda atraksi budaya yang direncanakan usai pelaksanaan upacara puncak peringatan Harla. “Pawai budaya akan melibatkan berbagai elemen, termasuk etnis, sementara atraksi budaya lebih pada mempertontonkan kesenian dan dari berbagai etnis masyarakat yang berdomisili di Bumi Pariri Lema Bariri ini,” terangnya.
AIS sangat berharap kepada seluruh komunitas etnis yang ada, bisa berpartisipasi aktif pada dua agenda tersebut, terutama atraksi budaya yang akan dilaksanakan usai upacara puncak Harla. “Kalau boleh saya katakan, wajib bagi seluruh etnis untuk ikut dalam kegiatan atraksi budaya. Hal itu sebagai bukti bahwa kerukunan hidup di KSB terjalin sangat bagus, apalagi kegiatan itu sendiri sudah menjadi agenda tahunan,” harapnya.
Terkait dengan dua agenda yang melibatkan para etnis, maka dilaksanakan pertemuan khusus pihak panitia dengan menghadirkan seluruh ketua dari kerukunan etnis tersebut, yang dilaksanakan Senin 6/11 kemarin di aula Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD), karena perwakilan etnis lebih condong fokus pada kegiatan atraksi budaya, sementara pawai budaya kemungkinan tidak dihadiri.
Sampai pertemuan itu berakhir, belum ada etnis yang menyatakan diri akan ikut ambil bagian pada pawai budaya tersebut, sementara agenda atraksi budaya, seluruh perwakilan etnis yang hadir memastikan hadir dan ambil bagian untuk beratraksi dengan kebudayaan masing-masing. **