Taliwang, – Aktifitas sekolah secara tatap muka di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) akan segera dilaksanakan, tetapi sebagai tahap awal Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) baru akan memulai dengan simulasi atau uji coba pada beberapa Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Lutpiah Ruswati M.Pd selaku kabid pembinaan SMP yang dikonfirmasi media ini mengaku, jika uji coba sekolah secara tatap muka baru direncanakan pada SMP yang berada di Kecamatan Jereweh dan kecamatan Brang Ene, lantaran dua wilayah itu dalam status zona hijau penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). “Dalam perencanaan baru untuk dua kecamatan saja dan aktifitas belajar secara tatap muka itu sendiri pada 14 September mendatang,” ucapnya.
Lutpiah tidak membantah bahwa jumlah sekolah yang akan mengikui uji coba pembelajaran secara tatap coba bertambah, seiring dengan status beberapa kecamatan yang sudah masuk zona hijau. “Bisa saja sekolah mengajukan surat permohonan untuk mulai melakukan aktifitas pembelajaran atau ikut dalam uji coba penerapan protokol kesehatan dalam lingkungan sekolah,” lanjutnya.
Dikesempatan itu Lutpiah menyampaikan, jika pembelajaran secara tatap muka bisa dilaksanakan setelah pihak sekolah memastikan tersedianya fasilitas cuci tangan pada setiap ruang kelas, alat pengukur suhu (termogun) sudah tersedia dan pastinya ada persetujuan dari orang tua masing-masing. “Persetujuan orang tua termasuk syarat untuk melaksanakan aktifitas pembelajaran secara tatap muka,” tandasnya.
Terkait dengan persetujuan orang tua, Lutpiah mengaku jika pihaknya sudah mendapat laporan dari masing-masing sekolah, bahkan ada yang sudah memiliki izin orang tua dan ada juga sedang dalam proses mendapatkan persetujuan. “Bagi orang tua yang tidak memberikan persetujuan ikut pembelajaran tatap muka, maka anaknya bisa mengikuti pembelajaran secara daring,” bebernya.
Sebagai informasi penting yang perlu diketahui masyarakat secara umum, simulasi pembelajaran secara tatap muka yang akan dilaksanakan lebih pada penerapan protokol kesehatan, dimana siswa yang akan mengikuti pembelajaran hanya 50 persen dari jumlah siswa, terus siswa hanya boleh maksimal 4 jam berada dalam lingkungan sekolah dan tidak ada istrahat diluar kelas. “Simulasi yang dilaksanakan ada penerapan protokol kesehatan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP),” ungkapnya.
Diakhir keterangannya, Lutpiah mengaku bahwa rencana pembelajaran akan dilaksanakan jika mendapat persetujuan dari pimpinan daerah, lantaran status wilayah dari penyebaran Covid-19 tetap menjadi dasar pertimbangan. **