Taliwang, – Setelah mendapatkan bantuan teknis dari Mitra Samya serta didukung UNICEF, Pokja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Kabupaten Sumbawa Barat (AMPL KSB) melaksanakan pelatihan 5 pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) bagi sanitarian dan penggerak masyarakat.
Kegiatan yang berlangsung selama sepekan itu antara 23-2 Oktober 2020 lalu itu dipusatkan di Grand Royal Hotel Taliwang dengan menghadir para trainer dari Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Balai Pelatihan Kesehatan (Bappelkes), Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) dan para Tenaga Ahli.
H Tuwuh S.Ap selaku kepala Dines Kesehatan KSB saat acara pembukaan menegaskan, pelatihan 5 Pilar STBM sangat penting bagi pemerintah untuk peningkatan kapasitas sanitarian dan tenaga penggerak masyarakat dalam melakukan pemicuan, terutama untuk peningkatan kualitas pilar 1, 2, dan 3 yang sudah dideklarasikan.
Dikesempatan itu H Tuwuh juga mengakui bahwa dengan pencapaian KSB sebagai kabupaten Open Defecation Free (ODF) atau bebas buang air sembarangan, telah memicu penurunan angka kesakitan diare selama 3 tahun terakhir. “Saya berharap dengan pelatihan yang dilaksanakan ini dapat menambah semangat dan motivasi bagi semua pihak dalam menuntaskan 5 pilar STBM,” harapnya.
Sementara Sahabudin, SKM selaku Kasi Kesehatan Lingkungan dan STBM pada Dinas Kesehatan KSB saat dihadapan peserta menegaskan, setelah semua kegiatan pelatihan berakhir, peserta diharapkan memiliki kompetensi dalam menjelaskan konsep dasar STBM, melakukan pemberdayaan masyarakat dalam STBM serta melakukan komunikasi, advokasi dan fasilitasi STBM, termasuk melakukan pemicuan STBM di komunitas.
Dalam pertemuan itu juga disampaikan bahwa sesuai dengan RPJMN 2020-2024 dan tujuan pembangunan berkelanjutan bahwa target sanitasi layak adalah 90% dan 15% diantaranya adalah sanitasi aman, Pemerintah Provinsi NTB dan Kabupaten/Kota di NTB terus berupaya untuk meningkatkan layanan dalam bidang sanitasi. Salah satu bentuk komitmen Pemerintah Provinsi yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Gubernur Nomor 09 Tahun 2013 tentang Gerakan Buang Air Besar Sembarangan Nol (BASNO) yang saat ini sedang dalam proses pemutakhiran Roadmap untuk periode 2020-2023.
Berdasarkan data Bappenas yang bersumber dari hasil Susenas BPS tahun 2018, capaian sanitasi layak Provinsi NTB mencapai 75,66% dan meningkat menjadi 78,80% pada tahun 2019. Capaian sanitasi aman Provinsi NTB tahun 2018 baru mencapai 4,29% (BPS, diolah oleh Bappenas). Pencapaian ini masih cukup jauh dari target yang ditetapkan oleh pemerintah pusat sampai dengan tahun 2024 yaitu 84% untuk sanitasi layak dan 11% untuk sanitasi aman. Sedangkan untuk Kabupaten Sumbawa Barat capaian sanitasi layak sampai tahun 2019 adalah 99,7% dari target 100%, capaian sanitasi aman baru 6,8% dari target 18%.
Pemerintah Provinsi NTB dan Pemerintah Kabupaten/Kota telah bersinergi mempercepat pencapaian bebas buang air besar sembarangan dan meningkatkan layanan sanitasi aman untuk mencegah penyakit-penyakit berbasis lingkungan, seperti diare dan muntaber, serta dampak jangka panjang untuk dapat menekan angka stunting sehingga kualitas SDM di NTB semakin meningkat.
Saat ini, berbagai inisiasi telah dilakukan dalam pembangunan infrastruktur dan suprastruktur sanitasi, contohnya antara lain pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Domestik (SPALD) baik setempat maupun terpusat, dengan pendanaan yang bersinergi melalui APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, Baznas, APBN, DAK maupun CSR. Di Kabupaten Sumbawa Barat juga telah dilaksanakan program Safely Managed Sanitation dalam rangka meningkatkan pengelolaan air limbah domestik yang aman. **