Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Arpus) terus berupaya untuk memiliki gedung khusus perpustakaan yang sangat representatif. Salah satu cara yang dilakukan dengan mencari anggaran melalui pemerintah pusat.
Ir Abdul Muis Syafi’i, MM selaku kepala Dinas Arpus pada media ini beberapa waktu lalu mengaku, jika dirinya sudah mendatangi beberapa Kementerian untuk mendapatkan anggaran pembangunan perpustakaan. “Saya mengantar langsung proposal pembangunan gedung Perpustakaan ke pusat. Semoga bisa mendapatkan sinyal baik,” ucapnya.
Masih keterangan Muis sapaan akrabnya, dalam proposal permohonan dukungan pembangunan gedung Perpustakaan tertuang juga model desain bangunan yang diyakini akan membuat pengunjung bisa bertahan lama bahkan betah berada di perpustakaan. “Konsep bangunan akan membuat orang lebih betah dalam ruang perpustakaan dan pastinya semakin banyak literatur (buku) yang dibaca,” lanjutnya.
Dikesempatan itu Muis berharap dukungan semua pihak terkait dengan ikhtiar pihaknya mendapatkan anggaran dari pemerintah pusat untuk pembangunan gedung khusus perpustakaan. “Kami bukan hanya mengembangkan perpustakaan dengan menambah literasi, tetapi juga sedang berupaya mendapatkan anggaran khusus pembangunan gedung beserta fasilitas,” tandasnya.
Upaya meningkatkan minat baca dengan mengembangkan perpustakaan selalu menjadi perhatian penting. Salah satu program yang masih dilakukan sampai saat ini adalah pendekatan pelayanan perpustakaan dengan para peserta didik melalui perpustakaan keliling, dimana ada waktu khusus untuk keliling pada lokasi atau sekolah itu sendiri. “Perpustakaan tetap buka di hari sabtu dan minggu untuk memberikan layanan,” tegasnya.
Program mendigitalisasi buku-buku dengan berbagai judul sehingga mudah diakses melalui internet dan Handphone seluler. Menghadirkan kelas bacaan diruang perpustakaan daerah, hingga aktif dalam acara Car Free Day (CFD) dan program yang cukup luar biasa adalah Kelas Kecil dengan melibatkan secara aktif komponen masyarakat.
Terakhir Muis menegaskan bahwa perpustakaan dan kearsipan memiliki nilai penting, sejarah membuktikan bagaimana invasi Mongol ke wilayah Irak dan dinasti-dinasti Islam waktu itu, bangsa Mongol dalam invasinya bukan hanya menaklukkan dan menjajah musuhnya, mereka juga membakar habis semua perpustakaan-perpustakaan yang menyimpan segudang buku dan arsip suatu bangsa. Bahkan ada suatu sungai yang warnanya berubah menjadi hitam airnya akibat banyaknya buku-buku dan karya-karya yang dimusnahkan oleh bangsa Mongol. Tujuannya, agar peradaban negeri itu musnah dan anak keturunan mereka menjadi buta akan kejayaan para pendahulu mereka. Mereka menjadi miskin akan identitas, serta tidak memiliki kebanggaan akan negerinya. **