Taliwang, – Kantor Bahasa milik Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), menggelar kegiatan pemantauan dan evaluasi pengutamaan Bahasa Negara di ruang publik dan tata Naskah Dinas di Kabupaten Sumbawa Barat (KSB). Kegiatan itu dihadiri wakil Bupati KSB, Fud Syaifuddin ST bersama 75 orang dari perwakilan sekolah dan instansi pemerintahan.
Dr Puji Retno Hardiningtyas selaku kepala kantor Bahasa menyampaikan, kegiatan pemantauan merupakan bentuk pembinaan terhadap lembaga, baik yang berada di di pulau sumbawa maupun di pulau Lombok. “Kita ingin mengetahui bagaimana peran masyarakat khususnya Pemerintah dalam hal penggunaan Bahasa Negara di ruang publik. Tentunya kegiatan pembinaan dan pendampingan, terhadap bagaimana peran pemerintah daerah menggunakan bahasa Indonesia di ruang publik seperti penggunaan papan nama, papan petunjuk arah, nama jabatan, dan fasilitas umum lain,” tegasnya.
Lanjut Dr Retno panggilan akrabnya meyakini, kedepan akan ada penghargaan lembaga yang memang sedang menggunakan bahasa Indonesia, bahasa daerah dan bahasa asing diruang publik. “Akan ada 15 lembaga di akhir Agustus nantinya akan mendapat penghargaan dan kami dari kantor bahasa selalu siap memberikan pendampingan,” lanjutnya.
Sementara Wabip KSB mengatakan, terkadang kita menggampangkan mengenai penggunaan bahasa, padahal pada awal tahun 1928 dalam Kongres pemuda bersepakat bahwa bahasa Indonesia mempersatukan bangsa. “Kita sudah disatukan oleh bahasa Indonesia yang walaupun kita memiliki beribu bahasa. Tetapi bahasa Indonesia telah menjadi perekat Nasionalisme. Kita harus bangga dengan bahasa Indonesia,” ungkap Wabup.
Dalam kesempatan tersebut, Wabup juga menekankan bahwa dalam beberapa kondisi kita malahan tidak bangga dengan Bahasa Indonesia, seperti misalnya banyak di Jakarta justru fasilitas umum menggunakan bahasa asing. Fenomena menarik lainnya yaitu ketika kita ke negara lain kita justru menyesuaikan dengan negara mereka, sementara disini contohnya ada tambang dan banyak karyawan asing, mereka menggunakan bahasa dirinya sendiri dan kita yang menyesuaikan diri dengan mereka.
“Kegiatan ini sangat penting dan harus digerakan secara massif, karena kita tidak ingin mendengar lagi bahasa yang tidak sesuai digunakan oleh anak – anak kita di Sekolah. Bahasa dapat membentuk karakter anak dari tingkat SD, SMP, SMA. Menjadi catatan kita bersama, semoga dari hasil seminar ini bisa memberikan manfaat bagi KSB,” urainya. **