Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) bersama kelompok masyarakat dan swasta, cukup sering membuat program penyelamatan penyu, baik itu dalam bentuk penangkaran maupun pelepasan tukik (anak penyu), sebagai upaya untuk mengantisipasi dari kepunahan.
“Perlu ada gebrakan dalam bentuk program yang berbeda dan bersentuhan langsung dengan masyarakat, terutama para pencari telur penyu, karena upaya penangkaran dan pelepasan tukik belum mampu memunculkan kesadaran masyarakat untuk bersama menjaga kelestarian hewan laut itu,” kata Dr Ir H W Musyafirin, MM selaku Bupati KSB disela acara pelepasan tukik.
H Firin sapaan akrab Bupati KSB menginisiasi program pembelian telur penyu yang ditemukan masyarakat, terus menyiapkan kegiatan berkelanjutan terhadap sejumlah kelompok yang sering menjadi pencari telur. “Pemerintah KSB siap menjadi pembeli telur penyu yang ditemukan masyarakat. Itu cara penting untuk mengurangi kebiasaan masyarakat mengkonsumsi telu penyu,” lanjutnya.
Lanjut H Firin, telur penyu yang dibeli pemerintah atau pihak lain yang memiliki kepedulian akan diserahkan kepada pihak penangkar, sehingga upaya penyelamatan lebih tepat dan pastinya akan berkurang perdagangan telur penyu. “Kalau perdagangan telur penyu hilang, maka akan berkurang kebiasaan masyarakat mengkonsumsi telur penyu dimaksud,” tandasnya.
Pada kesempatan itu Bupati KSB mengingatkan, sebagai upaya konservasi penyu di Bumi Pariri Lema Bariri ini, dibutuhkan peran aktif dari seluruh masyarakat untuk bersama menjadi bagian dalam melestarikan penyu. “Wilayah KSB termasuk kawasan yang menjadi habitat penyu, bahkan ada lima jenis dari tujuh jenis penyu di dunia dan itu adalah salah satu kekayaan yang harus kita wariskan kepada anak cucu kita di masa yang akan datang,” ungkapnya.
Sebagai informasi, beberapa pantai yang menjadi habitat utama penyu ini sebagian besar berada di wilayah selatan Sumbawa Barat dan beberapa pantai lain termasuk yang ada di Kecamatan Poto Tano dan Taliwang. Lima jenis penyu yang mendiami kabupaten penghasil tembaga dan emas itu antara lain, penyu sisik, penyu lekang, penyu pipih bahkan penyu belimbing.
Sejak tahun 2022 lalu, upaya konservasi terus dilakukan untuk melindungi satwa ini. Selain konservasi, edukasi kepada masyarakat, tentang kebiasaan mengkonsumi telur penyu juga terus ditingkatkan. Baik itu melalui penyadartahuan masyarakat, penyebaran poster hingga surat edaran. **