Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) telah menetapkan status tanggap darurat kekeringan dan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), sudah mulai melakukan pendistribusian air bersih pada sejumlah wilayah yang kesulitan mendapatkan air bersih.
“Surat keputusan Bupati KSB tentang penetapan status tanggap darurat mulai berlaku pada 31 Agustus nanti, tetapi BPBD KSB sudah langsung bergerak dengan melakukan pendistribusian air bersih, karena masyarakat melalui pemerintah telah mengajukan surat permohonan untuk mendapatkan bantuan air bersih,” kata Abdul Hamid S.Pd selaku Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD KSB.
Masih keterangan Hamid sapaan akrabnya, distribusi air bersih dalam masa tanggap darurat direncanakan sampai 29 September mendatang. “Distribusi air bersih sudah dimulai pada wilayah Kecamatan Poto Tano dan pada beberapa wilayah lain juga sudah mulai dilayani,” lanjutnya.
Disampaikan juga oleh Hamid, volume air bersih yang akan didistribusikan pada sejumlah Desa kekeringan mencapai 8 ribu liter setiap harinya. Jumlah itu bisa saja bertambah atau sesuai kebutuhan dari masyarakat setempat. “Pokoknya, untuk distribusi awal sebanyak 8 ribu liter atau 2 tangki air,” urainya.
Untuk memastikan pendistribusian air bersih sesuai tujuan, Hamid mengaku bahwa pihaknya akan menggandeng pihak lain sebagai mitra kerja, lantaran BPBD KSB belum memiliki mobil tangki khusus yang bisa menyalurkan air bersih. “Kami akan menggandeng Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumdam) Bintang Bano, serta rekanan khusus untuk wilayah kecamatan Poto Tano,” akunya.
Terkait dengan wilayah yang ditetapkan sebagai tanggap darurat kekeringan ada pada 3 kecamatan, yaitu, Kecamatan Poto Tano untuk Desa Poto Tano, Desa Tambak Sari dan Desa Kiantar khusus dusun Sagena. Sementara di kecamatan Taliwang ada Desa Seloto. Selanjutnya ada Desa Moteng dan Desa SapugaraBree untuk wilayah kecamatan Brang Rea.
Dikesempatan itu Hamid mengaku bahwa jumlah wilayah terdampak bisa saja bertambah, mengingat musim kemarau masih cukup panjang jika mengacu pada prakiraan yang disampaikan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). “Kami menunggu laporan dari pemerintah Desa setempat, jika memang diakui sudah kesulitan mendapatkan air bersih, maka tim dari BPBD KSB akan langsung melakukan pengecekan lapangan untuk memastikan bahwa benar menjadi daerah terdampak,” tandasnya. **