Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Dinas Perikanan (Diskan) mengakui, jika dalam tahun 2023 ini, terjadi penurunan produksi ikan air tawar. Hal itu disebabkan karena bencana banjir yang pernah terjadi, termasuk kondisi cuaca saat ini, dimana terjadi kemarau panjang yang menyebabkan debit air menurun.
“Pengurangan produksi ikan air tawar mencapai 50 persen untuk tahun ini, karena bibit maupun indukan yang ada di Balai Benih Ikan (BBI) Sepakat sempat terlepas keluar tambak akibat tergenang (banjir), belum lagi dengan kondisi sekarang ini, dimana wilayah budidaya kesulitan mendapatkan air tawar,” kata Ahlul Afwan S.Pi selaku kabid perikanan budidaya, saat dikonfirmasi media ini dalam ruang kerjanya, Selasa 10/10 kemarin.
Diingatkan Afwan sapaan akrabnya, produksi ikan air tawar melalui BBI sepakat yang berada di kecamatan Brang Rea terus menurun, lantaran irigasi yang menjadi sumber air untuk sementara waktu ditutup, karena ada pekerjaan perbaikan dan bangun baru jaringan. “Secara beruntun kendala muncul dalam peningkatan produksi ikan air tawar, sehingga bisa dipastikan pemulihan pada tahun mendatang,” ungkapnya.
Afwan mengaku bahwa perubahan produksi atau akan ada peningkatan setelah ketersediaan air mulai bisa tercukupi, jadi pihaknya hanya bisa menunggu musim penghujan. “Sejak terjadi banjir ditambah dengan penataan jaringan yang menutup akses air dan kemarau panjang, produksi ikan air terus menurun dan baru ada perubahan setelah kebutuhan air tersedia,” lanjutnya.
Disampaikan Afwan, jika kemarau masih cukup panjang dan ketersediaan air tawar terus berkurang, maka pengelolaan tambak milik pemerintah maupun tambak rakyat akan bermasalah dan dengan sendirinya kesulitan produksi ikan air tawar dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat. “Dalam pemenuhan kebutuhan ikan air tawar masyarakat, saat ini mengandalkan kiriman dari luar daerah dan itu menjadi salah satu opsi,” urainya.
Upaya yang dilakukan Diskan KSB saat ini, menyelamatkan indukan ikan dalam areal tambak, sehingga bisa tetap berproduksi meskipun dengan jumlah yang tidak terlalu banyak atau sesuai perencanaan. “Kami fokus saja dalam penyelamatan indukan, sehingga pada tahun mendatang tidak terlalu banyak pengadaan, karena memang masih ada stok yang dimiliki,” akunya. **