Taliwang, – Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I akan tetap berupaya agar pembangunan bendungan bintang bano yang berada di Kecamatan Brang Rea dapat rampung akhir tahun 2018, meskipun kontrak pekerjaan itu harusnya rampung akhir tahun 2019 mendatang.
Komitmen itu sendiri telah disampaikan kepada pelaksana pekerjaan spillway, yaitu PT Hutama Karya dan pelaksana pembangunan bendungan inti, yaitu PT Brantas Abipraya yang join dengan PT Bahagia Bangun Nusa (BBN). “Kami sudah meminta kepada pelaksana agar meningkatkan kerja dilokasi, sehingga bisa tuntas pada akhir 2018 ini atau lebih cepat setahun dari kontraknya,” kata Agus Sugitu, ST, MT selaku Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek pembangunan bendungan bintang bano.
Diakui jika komitmen untuk mempercepat pekerjaan itu sediri sebagai bentuk respon atas janji yang disampaikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan (PUPR) saat menghadiri Hari Lahir Kabupaten Sumbawa Barat (Harla KSB) pada November 2017 lalu. “Pernyataan yang disampaikan Menteri PUPR kami maknai sebagai perintah, jadi dilokasi tetap ada aktifitas pekerjaan meskipun malam hari,” urainya.
Dikesempatan itu Agus Sugito tidak membantah bahwa mempercepat pekerjaan bendungan terbesar di Nusa Tenggara Barat (NTB) itu bukan hal yang mudah, apalagi bendungan yang memiliki luas genangan waduk mencapai 277, 52 hektar are. “Setidaknya bendungan sudah mulai dilakukan penggenangan pada akhir tahun ini. Hal itu juga bisa direalisasi kalau tidak ada hambatan yang dihadapi, termasuk cuaca yang selama ini mengurangi intensitas pekerjaan,” lanjutnya.
Pada prinsipnya semua pekerjaan yang tertuang dalam kontrak bisa diselesaikan pada akhir tahun 2018, namun untuk membuat dinding bendungan inti harus dilakukan pengujian melalui laboraturium terhadap material tanah maupun batu. Hal itu sebagai bentuk kehati-hatian terhadap konstruksi tersebut. “Pekerjaan bendungan sangat rawan atau beresiko tinggi, jadi tidak boleh dipaksakan rampung tanpa memperhatikan kualitas materialnya,” tegasnya.
Disampaikan juga bahwa bendungan yang dibangun itu akan menjadi pemasok air baku, pengendali banjir dan mengaliri irigasi, juga sebagai pembangkit listrik mini hidro sebesar 2X4,4 MW yang akan membantu kebutuhan listrik di KSB. “Progres pada pekan ini untuk bendungan inti sudah sebesar 45,561 persen dari 49,35 persen, sedangkan spillway kondisinya sekarang sudah sebesar 66,456 persen dari target 70,844 persen,” urainya, sambil mengakui bahwa target belum dicapai karena kendala cuaca.
Diakhir keterangannya Agus Sugito tetap berharap dukungan semua masyarakat dan pemerintah KSB, agar tidak ada gangguan yang akan mempengaruhi proses penyelesaian pekerjaan bendungan bintang bano. **