Taliwang, – Kelompok pemuda Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yang tergabung dalamAliansi Masyarakat Anti Mafia Tambang (AMANAT), menggelar unjuk rasa didepan kantor pintu masuk (gate) milik PT. Unggul Sejahtera Indonesia (USI), termasuk mendatangi akses masuk milik PT. Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN).
Saat berada depan gate PT. USI, Muhammad Erry Satriawan, SH, MH selaku ketua AMANAT menegaskan, jika aksi yang dilakukan sebagai bentuk protes terhadap pihak perusahaan yang melaksanakan aktifitas, sementara belum mengantongi sepenuhnya izin untuk beroperasi. “Kami mendukung investasi di Bumi Pariri Lema Bariri ini, tetapi harus tetap menaati aturan atau mengantongi izin sebelum beroperasi,” tukasnya.
Dalam orasinya, Erry sapaan akrab mengaku cukup sering melakukan komunikasi dengan pihak managemen, dimana untuk meminta tidak melaksanakan aktifitas selama perizinan belum dikantongi. “Hari ini kami datang untuk melakukan aksi, lantaran mendapatkan pengakuan langsung dari pihak perusahaan, jika ada aktifitas yang dilakukan, sementara perizinan belum dimiliki,” lanjutnya.
Dikesempatan itu Erry juga menegaskan, jika PT. USI adalah perusahaan yang bergerak pada kegiatan industri mortar atau beton siap pakai (batching plant), tetapi kenapa dalam pengurusan izin masuk dalam kategori Usaha Kecil Mikro (UMK). “Kami harus tetap bertemu dengan pihak managemen PT. USI, agar bisa mempertanyakan sejumlah kejanggalan informasi yang kami terima,” tegasnya.
Pertemuan terbatas antara perwakilan pendemo dengan pihak perwakilan perusahaan hanya berlangsung beberapa waktu saja, lantaran yang hadir sebagai perwakilan perusahaan dianggap tidak memiliki kewenangan memberikan penjelasan, termasuk komitmen untuk tidak melaksanakan aktifitas apapun sampai mengantongi perizinan. “Tidak ada kesepakatan apapun yang tercapai antara kami dengan pihak perusahaan,” akunya.
Diakhir orasinya, Erry berjanji akan kembali melakukan aksi didepan kantor PT. USI, jika pihak perusahaan tetap ngotot melaksanakan aktifitas apapun, karena sampai saat ini lokasi operasional perusahaan masih dalam status tersegel oleh pemerintah. “Kami minta perusahaan taat dengan regulasi dan tidak melakukan aktifitas apapun sampai memiliki izin,” pintanya.
Erry saat berorasi didepan gate PT. AMMAN mendesak agar lebih selektif dalam menentukan subkontraktor sebagai mitra kerja, dimana perusahaan yang belum mengantongi izin secara kooperehensi harus ditolak atau tidak diajak kerjasama. “Kami minta AMMAN menjadi contoh yang baik dalam hubungan kerjasama,” tandasnya.
Saat berada didepan gate AMMAN, para orator secara bergantian menyampaikan persoalan tenaga kerja, termasuk mengingat tentang komitmen perusahaan saat bertemu dengan pihak Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (KOMNASHAM). **