Prakiraan Gempa Megathrust, BPBD KSB Minta Warga Tidak Panik

Taliwang, – Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) meminta seluruh masyarakat, agar tidak panik atau ketakutan berlebihan dengan munculnya prakiraan akan terjadi gempa besar (megathrust), sesuai yang dilansir pada laman Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

“Memang kita semua harus waspada akan terjadinya gempa besar (megathrust) seperti yang dilansir BMKG, tetapi tidak harus membuat masyarakat sampai panik, karena bencana itu sendiri hanya merupakan prakiraan, jadi bisa saja terealisasi atau mungkin tidak,” kata Abdul Hamid S.Pd selaku Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD KSB, kemarin.

Masih keterangan Hamid sapaan akrabnya, beredar informasi tentang prakiraan akan terjadi megathrust bukan untuk menakuti masyarakat, tetapi sebuah informasi sekaligus ajakan kepada masyarakat untuk mempersiapkan diri agar terhindar dari bencana (mitigasi). “Ayo mitigasi diri dari ancaman terjadinya megathrust, termasuk berdoa untuk berharap bahwa bencana gempa dimaksud tidak terjadi,” lanjutnya.

Terkait dengan ancaman megathrust, BPBD KSB telah mempersiapkan personil penanggulangan bencana, termasuk peralatan yang dibutuhkan serta informasi tentang akses atau jalur evakuasi diri, terutama pada sejumlah wilayah yang berpotensi terjadinya tsunami saat terjadi gempa. “Segala persiapan terus dilakukan, terutama memastikan seluruh fasilitas yang dimiliki dapat difungsikan dengan baik,” ungkapnya.

Sebagai informasi, megathrust adalah zona subduksi/pertemuan antar lempeng benua yang sangat luas sekali dan memanjang. Zona megathrust adalah bagian dangkal suatu lajur pada zona subduksi yang mempunyai sudut tukik yang landai.

Secara istilah, zona megathrust merujuk pada jalur subduksi lempeng bumi yang sangat panjang, tapi relatif dangkal. Kata ‘mega’ berarti ‘besar’ dan ‘thrust’ berarti ‘dorongan’. Zona megathrust mengacu pada sumber gempa tumbukan lempeng di kedalaman dangkal.

Zona megathrust di Indonesia berada di zona subduksi aktif. Mulai dari Subduksi Sunda, Subduksi Banda, Subduksi Lempeng Laut Maluku, Subduksi Sulawesi, Subduksi Lempeng Laut Filipina, hingga Subduksi Utara Papua. **